
Kaki Diabet Tidak Berbahaya?
Terjadinya kaki diabet ditandai oleh trias: neuropati (gangguan syaraf), iskemia (gangguan aliran darah), dan infeksi. Bila sudah terjadi ketiga tanda ini, pasien diabetes dapat mengalami perburukan kondisi misalnya pemanjangan perawatan di rumah sakit hingga amputasi. Bagaimana ini bisa terjadi?
Neuropati
Gangguan syaraf menyebabkan pasien mengalami penurunan fungsi motorik, sensorik, dan otoomik. Apabila fungsi motorik terganggu, perubahan anatomi/bentuk kaki dapat terjadi. Perubahan ini pun dapat menyebabkan penonjolan tulang yang abnormal dan titik tumpu baru, yang lama-kelamaan merusak kulit dan berkembang menjadi luka (ulkus).
Kelainan fungsi otonomik menyebabkan kulit kering, meningkatkan risiko luka akibat gesekan, dan memicu infeksi. Sedangkan apabila fungsi sensorik terganggu, menyebabkan bertambah parahnya luka yang telah terbentuk. Bayangkan apabila pasien tidak dapat merasakan rasa sakit akibat luka, maka pasien tidak akan tahu bahwa ada luka di kaki. Luka akan membesar dan bertambah parah.
Gangguan Aliran Darah
Sumbatan pembuluh darah oleh lemak dan kolesterol atau yang biasa disebut atherosclerosis sangat mudah menyerang pasien diabetes. Walaupun dapat menyerang pasien tanpa diabetes pun, apabila terjadi pada pasien dengan gula darah tinggi, sumbatan ini dapat terjadi secara prematur dan berkembang dengan lebih cepat. Akibatnya, otot dan organ sekitar menjadi kekurangan pasokan oksigen dan rentan mengalami kerusakan. Apabila sudah terjadi infeksi, sel darah putih yang berperang melawan bakteri akan lebih sulit untuk mencapai lokasi infeksi.
Infeksi pada Kaki
Kondisi ini sangat berbahaya karena infeksi dapat menyebar hingga ke tulang (osteomyelitis) dan berakhir dengan kerusakan alat gerak. Anatomi kaki dan berkurangnya sensitifitas terhadap rasa sakit (akibat neuropati) menyebabkan membuat infeksi makin cepat menyebar. Infeksi ini mengancam jiwa karena bakteri dapat masuk ke aliran darah. Kombinasi neuropati, iskemia, dan kadar gula darah tinggi pun membuat imunitas tubuh turun drastis.
Pengobatan
Berbagai cara dilakukan untuk mengatasi kaki diabet. Mulai dari pembersihan luka, pressure relief (mengembalikan titik tumpu menjadi normal), pembukaan pembuluh darah yang tersumbat, dan pembuangan jaringan yang sudah mati. Antibiotik diperlukan untuk melawan infeksi. Selain itu, pemberian insulin juga tetap diperlukan untuk mengontrol kadar gula darah yang telanjur tinggi pada pasien diabetes.
Secara global, prevalensi diabetes akan meningkat dua kali lipat pada tahun 2030 mendatang. Komplikasi pada kaki atau kaki diabet ini merupakan salah satu yang sering dijumpai pada pasien diabetes. Selain itu, menurut penelitian tahun 2008-2012 di RS Cipto Mangunkusumo, Jakarta, terdapat 20,3% pasien diabetes yang menjalani amputasi kaki akibat kaki diabet. Jadi, masihkah Anda berpikir kaki diabet tidak berbahaya?. (Diska Hanifah Nurhayati)
Sumber:
Pendsey, S., 2010. Understanding diabetic foot. International journal of diabetes in developing countries, [online] 30(2), pp.75-79. Available at: <https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2878694/> [Accessed 4 December 2020].
Sitompul, Y., Soebardi, S. and Abdullah, M., 2015. Profil Pasien Kaki Diabetes yang Menjalani Reamputasi di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo Tahun 2008 -2012. Jurnal Penyakit Dalam Indonesia, [online] 2(1), pp.9-14. Available at: <https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=&cad=rja&uact=8&ved=2ahUKEwj0mbq5xLTtAhVP63MBHbSFBLQQFjADegQIDRAC&url=https%3A%2F%2Fstaff.ui.ac.id%2Fsystem%2Ffiles%2Fusers%2Fmurdani.abdullah%2Fpublication%2F75-141-1-sm.pdf&usg=AOvVaw2Et-4NtMiFCLTVE18bLLkx> [Accessed 4 December 2020].