Uji Trendelenburg Jika dicurigai terdapat varises, uji Trendelenburg dapat digunakan untuk mengevaluasi sistem vena dan menilai tingkat keparahan varises. Dalam posisi terlentang, dan kaki yang terkena dinaikkan. Sebuah turniket diikat di sekitar paha bagian atas pasien yang sakit untuk menekan vena saphena magna, dan darah dari sistem vena dibiarkan mengalir sementara kaki pasien tetap dalam posisi tinggi. Dalam posisi berdiri, pengisian balik vena kaki bawah diamati. Dengan turniket yang masih terpasang, pengisian ulang lambat yang terjadi lebih dari 30 detik atau lebih dikatakan normal dan mengindikasikan sistem vena yang kompeten. Namun, pengisian ulang vena superfisial yang cepat dengan turniket terpasang dan pengisian tambahan mendadak dari vena superfisial setelah turniket dilepas merupakan hasil tes abnormal yang mengindikasikan adanya varises.
Namun, menurut Pedoman Praktik Klinis oleh Society for Vascular Surgery dan American Venous Forum, diagnosis varises jarang dilakukan dengan menggunakan uji Trendelenburg, terutama jika USG Doppler tersedia. Namun, dalam kasus di mana pemindaian lebih lanjut tidak tersedia, uji Trendelenburg dapat dipertimbangkan.
Pemindaian Dupleks Pemindaian ultrasound duplex/USG Doppler sekarang merupakan baku emas dan tes diagnostik pertama untuk menilai varises. Pemindaian ultrasound dupleks adalah tes yang tidak invasif, aman, dapat diandalkan, dan hemat biaya. Dapat menilai sumbatan vena, turbulensi, dan arah aliran darah vena. Arah aliran darah vena juga dinilai untuk setiap refluks. Aliran Retrograde, atau ke belakang, aliran yang berlangsung kurang dari 0,5 detik adalah normal (tidak ada refluks), sedangkan aliran retrograde yang berlangsung selama lebih dari 0,5 detik dianggap positif pada refluks akan menunjukkan adanya katup atau vena yang tidak kompeten.
Pemindaian duplex untuk refluks pada vena ekstremitas bawah harus dilakukan dengan posisi berdiri atau tegak lurus, dengan kaki yang dinilai diputar ke luar dan tumit di tanah, dan dengan berat di kaki tidak dievaluasi.
Plethysmography Tes noninvasive yang mengukur dan mencatat variasi volume dan tekanan saat darah mengalir melalui jaringan. Dalam diagnosis varises baik strain gauge plethysmography atau air plethysmography digunakan untuk mengevaluasi fungsi otot betis, refluks vena, dan sumbatan aliran vena. Tes ini digunakan untuk pasien yang memiliki stadium lanjut varises dan dianggap saling melengkapi pemindaian dupleks vena saat vena refluks atau outflow dicurigai namun tidak divisualisasikan dengan pemindaian dupleks.
Imaging Studies Meskipun pasien yang memiliki varises hanya perlu melakukan pemindaian dupleks untuk mengevaluasi penghambatan vena dan kelainan vena, stadium varises yang lebih lanjut mungkin memerlukan studi pencitraan seperti venografi kontras, pemindaian tomografi (CT) terkomputerisasi, dan MRI (magnetic resonance imaging / MRI) . Studi ini juga dapat digunakan jika perawatan bedah diindikasikan untuk pasien.
Kontras venografi Kontras venografi ditunjukkan pada pasien yang mengalami obstruksi vena dalam atau sindrom pasca-trombotik atau memerlukan operasi endovenous atau terbuka. Venografi dilakukan dengan menyuntikkan media kontras ke dalam sistem vena untuk mengidentifikasi lokasi obstruksi yang tepat saat ada kelainan vena. Pada pasien yang menjalani venografi kontras, penilaian alergi pasien, terutama terhadap yodium, diperhatikan. Pada pasien yang menderita varises yang disebabkan oleh hambatan pada vena dalam atau untuk pasien yang diberi perawatan bedah, venografi kontras mungkin berguna dalam mengevaluasi pasien pada obstruksi yang terletak pada vena iliaka. Kontras venografi juga rutin digunakan selama prosedur bedah endovenous, seperti angioplasty, atau rekonstruksi sistem vena terbuka. Karena tes venografi kontras diagnostik harus dilakukan di bawah pengawasan dokter yang memenuhi syarat untuk melakukan dan menginterpretasikan tes tersebut.
CT scan dan MRI. CT scan dan MRI jarang diindikasikan untuk pasien yang hadir dengan varises sederhana karena pemindaian dupleks biasanya cukup untuk menemukan penghalang atau kelainan vena. Namun, CT scan dan MRI dapat membantu dalam mengidentifikasi obstruksi pada sistem vena pelvis atau vena iliaka saat obstruksi proksimal dicurigai. Tes ini dapat mengidentifikasi kompresi vena ginjal kiri, insufisensi pembuluh darah gonad, dan sindrom kongesti vena panggul, dan MRI dengan kontras gadolinium sangat membantu dalam mengevaluasi pada pasien dengan malformasi vaskular, seperti varises kongenital.
