To Top

Detail Article

Keluhan Paling Sering Penyakit Kaki Diabet di Indonesia

Keluhan Paling Sering Penyakit Kaki Diabet di Indonesia

Diabetes melitus menjadi masalah kesehatan di banyak negara, termasuk Indonesia. Indonesia menempati urutan ke-7 dunia dengan jumlah pasien diabetes tertinggi. Diabetes dapat menimbulkan komplikasi pada seluruh organ. Kondisi kadar gula darah yang tidak terkontrol dapat merusak lapisan dalam pembuluh darah dan menimbulkan komplikasi pada organ yang dialiri pembuluh darah tersebut. Bila yang mengalami gangguan adalah pembuluh darah pada kaki, maka inilah yang dapat memicu penyakit kaki diabetes, atau singkatnya disebut kaki diabetik. 

Kaki diabetik adalah salah satu komplikasi diabetes yang paling signifikan dan didefinisikan sebagai kaki yang terkena ulserasi dan berhubungan dengan neuropati dan / atau penyakit arteri perifer pada kaki pasien diabetes. Prevalensi kaki diabetik pada populasi pasien diabetes cukup tinggi, yaitu mencapai 4-10% .

Gangguan dinding pembuluh darah pada kondisi gula darah yang tinggi dapat memicu penimbunan lemak yang berujung pada sumbatan aliran darah. Sumbatan ini dapat menyebabkan nyeri dan bisa menimbulkan luka. Pasien sering mengeluhkan munculnya luka yang sukar sembuh, yang biasa disebut sebagai ulkus. Ulkus dapat terjadi karena suplai darah ke jaringan berkurang (iskemi), sehingga terjadi kematian sel. Bila iskemi pada kaki terjadi dalam waktu yang sangat lama, dapat terjadi kerusakan jaringan kaki yang luas dan berakhir pada amputasi. Sebuah penelitian mencatat bahwa 5-24% pasien dengan ulkus diabetik mengalami amputasi dalam periode 6-18 bulan setelah pemeriksaan pertama. Terlebih, sebuah studi menyebutkan bahwa 85% amputasi yang dilakukan pada pasien diabetes adalah karena ulkus pada kaki. 

Selain itu, pada penderita diabet juga terjadi gangguan saraf atau neuropati, baik itu sensorik, motorik, dan otonom. Dilaporkan bahwa 45-60% ulkus pada pasien diabet disebabkan oleh neuropati diabetik, sedangkan 45% oleh kombinasi antara neuropati dan iskemi. Kerusakan saraf sensorik pada kaki sering dirasakan pasien sebagai hilangnya sensasi atau kebas dan sering kesemutan. Hilangnya sensasi dapat menimbulkan masalah baru pada pasien diabetes, yaitu timbulnya luka trauma tanpa disadari, misalnya luka bakar, luka lecet karena sepatu, atau terkena benda asing. Padahal, sensasi berupa nyeri, panas, dan tekanan berperan sebagai alarm bagi tubuh akan suatu trauma yang berbahaya. Kerusakan saraf motorik menimbulkan kelemahan otot, atrofi (penurunan massa otot), dan paresis (kelumpuhan). Gangguan pada saraf otonom dapat berupa vasodilatasi atau pelebaran pembuluh darah dan penurunan produksi keringat yang dapat menyebabkan hilangnya integritas kulit. Kulit yang tidak intak menjadi tempat masuknya mikroba penyebab infeksi dan infeksi dapat memperparah luka diabet yang sudah ada.

 

Sumber :

Alexiadou, Kleopatra dan John, Doupis, 2012, ‘Management of Diabetic Foot Ulcer’, Diabetes Therapy, Vol. 3,No. 4

Amin, Noha dan John, Doupis, 2016, ‘Diabetic foot disease: From the evaluation of the “foot at risk” to the novel diabetic ulcer treatment modalities’, World Journal of Diabetes, Vol. 7, No. 7

Sitorus, Londung Brisman, 2019, ‘Mengenal Kali Diabetes, Gejala dan Penanganannya’, Diakses pada: 4 Desember 2020, di: https://www.emc.id/id/care-plus/mengenal-kaki-diabetes-gejala-dan-penanganannya

Validnews.id, 2020, ‘Indonesia Darurat Diabetes’, Diakses pada: 4 Desember 2020, di: https://www.validnews.id/Indonesia-Darurat-Diabetes-JFk

Hubungi Kami

Niko Azhari Hidayat

Executive Director

Tel: +62-81332355540

Klinik Vaskular RS Universitas Airlangga, Surabaya, East Java, Indonesia

kakidiabetindonesia@gmail.com

Full Name
Main Email
Other Email
Phone
Phone
Berapa kadar Gula darah terakhir
Message
""